Kamis , November 21 2024

Lembaran Terakhir Seorang Ulama’ Muta’akhir (part I)

Belum lama ini, kaum muslimin kehilangan sosok ulama terkemukanya, Syaikh Ali Hasan Al-Halabi, di tengah kondisi umat yang masih penuh dengan keresahan karena pandemi yang berkepanjangan ataupun perbuatan presiden Prancis yang penuh dengan kontroversi dan penistaan. Kendati demikian, meninggalnya para ulama sudah menjadi sunnatullah yang telah ditetapkan sebelum penciptaan langit dan bumi. Maka hendaknya kita sebagai seorang muslim tetap tegar menghadapi musibah yang ada dan meyakini adanya kebaikan yang hakiki dibalik setiap musibah tersebut.

Sebagai bukti keislaman, hendaknya peran kita ketika para ulama mulai berguguran adalah bersegera mengambil tongkat estafet mereka agar dakwah ini terus berjalan dan warisan nabi tercinta ﷺ tetap tersisa untuk generasi-generasi berikutnya. Berikut adalah pesan dan nasehat Syaikh Ali Hasan Al-Halabi yang disiarkan stasiun televisi Fatwa TV sebelum ajal menjemput beliau.

“Bangsa Arab dan kaum muslimin pada umumnya hingga saat ini masih terus bertindak  dan melakukan kecaman keras terhadap pernyataan presiden Prancis Emmanuel Macron yang  mendukung penerbitan karikatur yang berisi pelecehan terhadap Rasulullah. Sayapun mengetahui kalau dia sudah mengadakan konferensi pers di hadapan media Arab untuk menjelaskan ketidak terkaitan dirinya dari kegemparan yang sebenarnya adalah ulah perbuatannya sendiri melalui cara-cara politik maupun diplomasi.”

“Cukuplah bagi setiap muslim yang beriman kepada Allah dan rasulnya agar selalu ridho dengan Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai nabi dan rasul-Nya. Juga mengingat ayat yang berkaitan dengan penistaan mereka,  yaitu firman Allah: ‘Sesungguhnya kami memelihara engkau (Muhammad) dari kejahatan orang yang memperolok-olok kan engkau’ (Surat Al-Hijr: 95)”

“Begitu juga firman Allah: ‘Maka Allah mencukupkan engkau (Muhammad) terhadap mereka dengan pertolongan-Nya’ (Surat Al-Baqarah: 137), dan masih banyak ayat-ayat lainnya yang menjelaskan pertolongan dan pembelaan Allah terhadap rasul-Nya”

“Jika Allah saja berfirman berkaitan dengan pembelaan-Nya terhadap orang-orang beriman, sebagaimana firman-Nya: ‘Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman’ (Surat Al-Hajj: 38), bukankah pembelaan-Nya kepada nabi dibandingkan kepada orang-orang yang beriman, yang mana beliau adalah penghulu orang-orang beriman, manusia terbaik dan paling agung, tentu lebih utama dan jauh lebih prioritas?”

“Tentu, demi Allah, Allah ta’ala telah berfirman: ‘Sesungguhnya Tuhanmu senantiasa benar-benar mengawasimu’, (Surat Al-Fajr: 14)”

“Sepanjang apapun umur dunia ini, meski sebanyak apapun penghuninya yang berbuat dholim, durhaka, dan bersikap sombong, maka sesungguhnya dunia ini tidak akan pernah abadi dan tidak akan berlangsung dalam waktu lama.”

“Berapa banyak kita dapatkan raja-raja terdahulu yang memenuhi dunia dengan kedholiman, kedurhakaan, kefasikan maupun kekufuran, yang mengakibatkan dirinya terjatuh (tewas) seperti daun yang berguguran di musim gugur yang sangatlah dingin.”

“Inilah yang terjadi saat ini. Mereka berlindung dibalik dalih kebebasan berpendapat dan berekspresi, yang mengakibatkan mereka membenarkan kekejian dan penistaan yang nyata seperti ini. Tentunya penistaan yang menyakitkan ini, tidak pernah diridhoi oleh seorang muslim, sekalipun ia adalah muslim yang fasik, karena kecintaan kepada nabi ﷺ termasuk tanda terbesar keimanan seseorang.”

“Rasulullah bersabda ﷺ: ‘Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sampai aku menjadi orang yang paling ia cintai daripada dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia'”

“Saat ini aku miliki dua  hal yang harus disampaikan:

Pertama; bahwasanya mengingkari kemungkaran itu memiliki beberapa tingkatan sesuai dengan kemampuan seseorang. Hal ini berdasarkan hadis masyhur yang disabdakan Rasulullah ﷺ: ‘Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran maka hendaklah ia cegah dengan tangannya,  jika belum mampu, maka hendaklah ia cegah dengan lisannya,  dan jika belum mampu juga, maka hendaklah (ia mengingkari) dengan hatinya, karena itu adalah tingkatan iman yang paling lemah.'”

“Di dalam riwayat lain, Rasulullah bersabda ﷺ: ‘… dan tidak ada setelah (pengingkaran dengan hati) keimanan seberat biji atom'”

“Sungguh telah banyak aksi dari kaum muslimin yang membela Rasul ﷺ dengan ucapan maupun tulisan mereka, baik dengan membuat syair, disampaikan melalui khutbah, ataupun melakukan demonstrasi, meskipun kami dari sudut pandang ilmu fiqih tidak mendukung dan membenarkan demonstrasi itu. Hal ini kami tegaskan agar permasalahan ini menjadi jelas dan yang kami sebutkan semuanya adalah realita yang ada di tengah umat.”

“Dan sebagian besar kaum muslimin di banyak negara, Alhamdulillah, melakukan sebuah tindakan yang disebut dengan boikot (ekonomi) terhadap produk Perancis.”

“Dulu aku mengatakan tidak ada manfaatnya boikot produk dari negara tertentu kecuali bila diizinkan pemerintah negara, baik dengan mendukungnya, menganjurkannya bagi rakyat, ataupun melakukan pembelaan bagi pelaku boikot.”

“Akan tetapi, di zaman sekarang ini dengan banyaknya media sosial seperti Facebook, penyebaran informasi yang secepat kedipan mata dan memiliki dampak luar biasa dari segi positif ataupun negatifnya, maupun realita bahwa manusia sangat cepat dalam menyambut seruan boikot ekonomi, membuatku memperbaharui pendapatku dalam permasalahan ini….”

Untukmu yang merindukan manisnya ilmu dan fatwa beliau bisa langsung klik disini untuk lanjutan dari nasehat beliau. 

——————————————————————————————————————–

About Adam Piliang

Check Also

Meraup Aliran Pahala

Bismillahirrahmanirrahim, Saudaraku, pada zaman awal kepemimpinan Abu Bakar As-Shiddiq, para sahabat bersusah payah menyelamatkan agama …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *